Monday, February 24, 2014

Menara Benteng Tua


Menurut sejarah menara ini dibangun tahun 1928 oleh dewan Kotapraja. Selain sebagai menara air, dahulu menara ini difungsikan sebagai menara kontrol untuk mengintai musuh yang kemungkinan berlalu lalang di Sungai Batanghari. Menara ini adalah gedung tertinggi di Kota Jambi dikala itu. Didekat menara ini dulu kabarnya terdapat benteng buatan belanda.

Menar air, museum perjuangan rakyat jambi dan masjid agung pada masa Kesultanan Jambi merupakan bekas lokasi istana tanah pilih yang kemudian dihancurkan oleh belanda dan didirikan benteng pertahanan. Sejarah mencatat diatas menara air ini pengibaran bendera merah putih untuk pertama kalinya dikibarkan oleh para pejuang Jambi pada tanggal 19 agustus 1945 atau dua hari setelah diumumkan Proklamasi Kemerdekaan RI. 

Setelah kemerdekaan, menara ini akhirnya diambil alih oleh pemerintah Kota Jambi dan dijadikan asset Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang. Seiring dengan perkembangan kota, peranan menara ini mulai berkurang dengan dibangunnya menara menara air dikawasan lainnya. Pada tahun 1982 menara benteng ini ditutup, dan menara ini difungsikan kembali pada tahun 1993. Namun, dari tiga menara hanya satu menara yang dipakai yaitu menara yang disebelah kiri yang masih digunakan sebagai menara pengolahan air.

Menara air yang kini menjadi resevoir PDAM Jambi merupakan salah satu peninggalan pemerintah belanda yang menjadi asset kota jambi. Menara ini terletak di kelurahan murni, kecamatan telanaipura kota jambi atau berada didepan museum perjuangan rakyat jambi atau belakang masjid agung.


Sebagai bangunan resevoir, bangunan tersebut berfungsi untuk menampung air minum dengan luas bangunan berdiameter 9,360 m dan tinggi 24,150 m. Menara ini terdiri dari tiga buah bangunan, satu buah bangunan yang paling tinggi (3 tingkat/bangunan induk) berada ditengah dan dua buah bangunan yang lebih rendah (2 tingkat) terletak disamping kanan dan kirinya. Bangunan menara air ini secara keseluruhan masih tampak asli dan belum mengalami renovasi/perubahan. Untuk mencapai puncak bangunan dapat ditempuh dengan menaiki tangga. Selain itu juga terdapat duah buah bangunan lagi yang bentuknya lingkaran atau silindrik. Pada masa lalu masih terdapat dua bangunan serupa namun saat ini sudah tidak ada lagi dan digunkan sebagai taman.



No comments:

Post a Comment